Sejak bekerja jauh dari tempat tinggal dan jarang ketemu
kawan-kawan. Aku jadi punya kebiasaan baru dan aneh. Mengamati lubang.

Pagi, aku lihat tempat itu sesekali. Lubangnya kecil, dalam,
hitam pekat dan penuh misteri. Sesuatu tersembunyi liar disana.
Setelah menuntaskan hampir semua laporan keuangan, saat jam
istirahat siangnya ku niatkan untuk mengamati isi lubang itu. Memori otakku masih
menyimpan pertanyaan “Ada apa dalam lubang itu?”
Kembali kutelisik isinya, ku korek-korek dengan jari
berharap gerangan di dalam lubang merespon sinyal yang kukirim padanya. Tapi masih
tetap senyap. Akupun bertambah penasaran. Keringat menetes deras di lantai. Jungkir
balik aku untuk cari posisi yang ideal agar isi dalam lubang itu terlihat
sempurna. Namun semua percuma tak kudapati jawabnya. Lubang itu masih tetap
hitam, gelap dan senyap.
Angka-angka tertumpuk pada layar monitor, pokoknya semua
bilangan sudah ada disitu. Kepalaku tiba-tiba cenat-cenut. Aku bikin kopi
sendiri ke belakang. Karena kebetulan hari ini OB yang biasa melayani sedang
cuti. Melihat sendok pengaduk kopi, aku jadi berfikir “Apa aku tusuk saja
lubang itu pakai ujung sendok ini?” Sepertinya lubang itu masih menari-nari
dibenakku.
Malamnya sepulang dari kantor, ku lihat kawanku satu mess
menyalakan lampu. “Aha, lubang itu akan aku senter pakai lampu di HP-k,” ide
itu spontan muncul. Ku dekati lubang itu, kupegang bagian sisi-sisinya, ingin
sekali aku mengungkapkan misteri didalamnya. Ketika aku makin dekat—dekat lagi.
Betapa terkejutnya aku ternyata UPIL-ku sudah menggunung. Dari depan kaca dan
pencahayaan yang cukup lubang itu kutambang sedikit demi sedikit.
*embun fajar-31 Mei 2012 Pukul 23:40 Wib
Sudah lama sekali rasanya tak mendeskripsikan sesuatu.
Terima kasih ya sudah menyimak J
Endingnya bikin tak selera makan....uhuk..uhuk...
BalasHapus