“Mak, waktu mudo dulu hobi apo?” tanyaku.
“Hobi masak, nyuci piring, nyapu, ngepel trus beres-beres
rumahlah.” Jawabnya.
“Beruntung nian Papa,” kataku yang di balas cengir kuda Papa.
Emak, sampai setua sekarang tak pernah lelah memberikan yang
terbaik pada suaminya tercinta berikut ketiga anaknya yang tinggal dirumah
(belum berkeluarga:red). Pekerjaan rumah baginya bukan saja panggilan jiwa tapi
hobi yang ada estetika cinta di dalamnya. Hinggalah aku ingat ajaran konfusius “
Carilah pekerjaan yang kamu cintai, maka seumur hidup kamu tidak akan pernah
merasa bekerja”. Eits, asal jangan kata “kerja” diganti kata “istri” ya, bisa
gawat berbahaya!
Hobi bermula dari rasa suka akan sesuatu dan walau hal
tersebut di ulang-ulang, kita takkan pernah bosan atau menggerutu jemu. Apa
saja yang menjadi hobi kita biasanya membuat kita bergairah melakukannya,
“Bikin Hidup Lebih Hidup” begitu kata iklan. Dan tentu impactnya pada
hasil. Karena mereka yang hobi memainkan musiknya, maka jadilah ia sekelas Mozart,
atau mereka yang hobi memukul golf jadilah dia seperti Tiger Woods.
Singkat kata formulanya (Hobi = Cinta = Kualitas).
Kembali ke Emak. Maka, tak heran bila bangun pagi-pagi Emak
senantiasa riang menyiapkan makanan/minuman buat sarapan anak-anaknya. Maka,
tak aneh bila Emak bernyanyi lagu miliknya Dewi Yull saat menggosok pantat
kuali di tempat cucian. Wajar saja Emak begitu gesit kala beraksi di dapur
beres-beres dan menyiapkan segalanya untuk keluarga tercinta. Itu semua tak
lain karena Emak Hobi. Hingga aku tahu betul masakan Emak adalah yang nomor
wahid di dunia (berkualitas). Berdasarkan pengamatanku hobi Emak ini tidak
menurun ke anaknya—terutama 2 anaknya yang perempuan. Entah genetik pembawa
sifat hobi masak tersasar kemana? Aku tak mau pusing memikirkannya. Akibatnya
dunia tak selaras ketika Emak pergi atau tidak ada dirumah untuk waktu yang
cukup lama. Aku seperti berada di rumah zombie atau rumah kunitalanak lah,
semua menjadi tak teratur karena hilang sentuhan tangannya Emak.
Akhirnya, Aku anak bujang satu-satunya, sedang berfikir
keras dan bertanya-tanya bilakah suatu saat nanti aku seberuntung Papa? Adakah wanita
yang hobinya seperti Emak?
Trap in a subway, can’t remember the day but I feel ok
Damped in damn situation, in every condition with no
conclusion
Whenever the rain comes down and it’s seems there’s
none to hold me
She’s there for me, she’s my mom
Embun Fajar ~ Insomnia Time, 10-09-2011 jam 00:27 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar