Selamat Datang, Semoga banyak ilmu yang Anda dapatkan...

Minggu, 11 September 2011

8 Trik Menyiasati Kemarau


Bayangin deh!! air PAM udah sebulan kagak hidup. Sebegitu lama tak mandi-mandi (untungnya ada fresh body spray nih, Selamat ya!) gigi udah lumutan, baju udah pada semutan, piring kotor udah pada sumputan, hehe… Oh iya, untungnya ada sumur umum deket rumah. Huft, ternyata harus antrian pula. Ibu-ibu, bapak-bapak sampe kakek-nenek juga ngantri (kecuali anak-anak yang masih bingung dengan kerjaan orang dewasa—menyedihkan). Semua menenteng ember, bak ampe drum (wah ini pasti yang nenteng nenek kekar) giliran antrian sudah sampai di kita, eh baru mau nyelemin timbo rupanya sudah menyentuh tanah (airnya hilang ditelan bumi). Hmm, kesel nggak? Apalagi ngeliat cengiran nenek kekar yang ngabisin air dengan drumnya tadi. Ah, kalau sudah begini rasanya menyesal menyia-yiakan air selagi buanyak dahulu. Cukup sudah kawan! Kepalang nasi udah jadi bubur jadi tinggal bagaimana buburnya kita jual trus beli lagi beras, masak nasi lagi dech (beres bukan? Laa tahzan Om!) berikut ini saya mengaku sudah banyak sekali pengalaman di dunia per-kemarau-an jadi simak baik-baik ya 8 (Delapan) trik menyiasati kemarau:

  1. Mandi gunakan air secukupnya saja, kalau emang ngak penting cukup mandiin hidungmu saja. Satu gayung sudah cukup. Lalu jangan lupa dibawah ditaruh ember buat tadahin air satu gayung tadi, siapa tahu airnya jadi bertambah satu ember (ini mencurigakan jangan-jangan airnya hijau dan berlendir hasil dari produksi hidung tuh).

  1. Idealnya waktu mandi yang biasa 2 kali sehari (pagi dan sore) dijamak aja jadi satu kali, waktunya ditengah-tengah. Yups! Kamu benar. Siang-siang bolong. Jangan lupa minta bantuan parfum 3 botol semprotkan ke seluruh tubuhmu agar tahan sampai beberapa hari ke depan.

  1. Dalam satu hari kamu pasti akan ke toilet (karena ini kebutuhan sekunder tubuh manusia) untuk menyiasatinya. Bila buang air kecil, cukup basuh dengan air bekas minuman cup (air mineral gelas, seperti; aqua, aira, alfa, izin dan sakit he…he…) biasanya kebanyakan orang tidak menghabiskan air minum tersebut terutama di tempat-tempat sedekah tuh! Jadi manfaatin sisa air tersebut. Eits, jangan lupa buang dulu pipetnya ya!

  1. Bila terpaksa harus buang air besar (wah gimana tadi katanya ini kebutuhan manusia, ya pasti dong kita pada ‘eek’) kalau lagi masa sulit seperti ini kalau bisa ditahan bok ya ditahan sampai musim hujan datang gitu loh mas! Biasanya pula tinja kita di musim kemarau, bentuknya besar-besar, keras pula dan warnanya kuning ketua-tuaan (ini disebabkan asupan mineral tubuh yang menurun) kalau sudah begini merepotkan sekali, jelas kamu membutuhkan air yang jumlahnya besar pula. Untuk itu saran saya, cari rumah tetangga yang airnya cukup banyak, numpang deh disana (wah klo begini sih nggak solutif bangets) eh, Hayo kamu pilih toilet kamu bau atau kamu tahan malu? (memilih buah simalakama nih yee!)

  1. Trus untuk menyiram tanaman yang sudah pada kritis bahkan sudah banyak yang berguguran mati airnya dari mana? Masih ingat triks pada point 1 bukan? Nah air sisa tadah saat mandi dapat digunakan untuk hal demikian. Bila masih tidak mencukupi, cari tumbuhan sejenis kaktus yang tahan pada kondisi kering/tanpa air. Atau ada cara yang lebih sederhana yang mungkin kamu tidak pernah kepikiran. Mau tahu? Jemaah mau tahu? Ganti dengan bunga plastik. Nggak perlu air, nggak perlu perawatan.


  1. Kamu masih memerlukan air bersih dong? untuk masak mie, seduh kopi atau sekedar untuk membasuh luka (ini serius butuh air steril banget kalau disepelehkan akan berakibat fatal) begini caranya : kemarau berdampak pada kekeringan hutan, biasanya hutan yang kering mudah terbakar, kalau di dekat hutan tersebut ada rumah papan, api bisa datang darimana saja dan menyebabkan kebakaran, nah nanti pemerintah atau instansi terkait akan mengirimkan Mobil Pemadam Kebakaran. Ini sudah mulai nampak secercah harapan. Mobil Pemadam tentunya pakek air toh? Nah, berdasarkan pengalaman saya (mengamati aksi blangwer memadamkan api) ketika selang besar yang digunakan untuk mendistribusikan air dari tangki mobil tersebut menyemprotkan pada kobaran api, nah disitu ada celah buat kamu tadah air pakai ember. Cari sambungan selang (biasanya disitu mengalami kebocoran, terutama selang made in Indonesia) kamu kumpulin deh setetes demi setetes airnya, atau bila kamu lebih nekat dan berani lagi, kamu bisa menadah air bersih tersebut dalam kobaran api pada rumah yang terbakar itu. Yakin deh, kamu bahkan dapet lebih dari yang kamu harapkan. Tinggal taruhannya adalah nyawa kamu.

  1. Sebenarnya banyak sekali sumber air itu, seperti: sungai, kali, tempat isi ulang galon bahkan pada pohon-pohon yang secara fisiologis mampu menyimpan air cadangan. Tetapi masalahnya kemarau, maka mereka pun tidak berkelebihan air dan sangat pelit mengeluarkannya. Jadi, untuk mendapatkan air, kamu cari pohon yang baik hati, yang suka beramal sholeh tidak pelit, biasanya pohon seperti itu yang rajin sholatnya, ciri-ciri pohon seperti itu bagian atasnya menekuk, atau dahannya tertekuk seperti sujud. Yakin deh, dia pasti beri kamu air kalau kamu minta dengan sungguh-sungguh tapi kamu harus tahan mental pada ejekan orang disekitarmu nanti.

  1. Akhirnya tanpa terasa dipenghujung Trik ampuh yang sampai gila saya memikirkannya. Jurus terakhir apabila ketujuh poin di atas masih juga membuat kamu merasa kesulitan menjalankannya. Yakinlah pada nomor ini kamu juga akan merasa jauh lebih sulit. Pahami sifat air, ingat air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Pada dataran tinggi jumlah debit air sangat berbeda pada dataran yang lebih rendah (ciyeee sok ilmiah). Coba cek mungkin selama ini kamu tinggal terlalu tinggi, atau rumah panggung, atau daerah pegunungan. Sehingga wajar saja kamu kesulitan mendapatkan air. Sekarang coba deh kamu beranjak ke yang lebih rendah. Daerah bantaran kali memungkinkan untuk mendapatkan air. Namun bila masih tidak menemukan air juga kamu harus mulai menggali, buatlah galian sekitar 1 meter x 2 meter, masuk ke dalamnya, trus berbaring (lebih disunnahkan menghadap kiblat), panggil warga sekitar untuk menimbun kamu. Eits, jangan lupa siapkan di atasnya papan bertuliskan “Saya Si Pencari Air Sejati Hingga Sampai Mati”.

Terima kasih sudah berkenan membaca dan selamat mencoba. Sumber di dapat dari pikiran saya yang sedikit aneh dan risau dengan fenomena sekarang ini.
Embun Fajar – ada ide liar sayang kalau tidak ditulis 11 Sept 2011 start jam : 21:45 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar