Selamat Datang, Semoga banyak ilmu yang Anda dapatkan...

Sabtu, 10 September 2011

Seperti Emak



Dalam seremonial sarapan pagi di rumah. Obrolan ringan kami sekeluarga menjadi waktu terpavoritku sendiri. Hingga aku mengutarakan ketertarikanku pada dunia tulis-menulis. Kakak perempuanku hobinya buat sulaman atau seni menjahit lainnya, adikku suka dengan musik, terutama alat pukul. Jadi penasaran apa hobi emakku waktu remaja dulu.
“Mak, waktu mudo dulu hobi apo?” tanyaku.
“Hobi masak, nyuci piring, nyapu, ngepel trus beres-beres rumahlah.” Jawabnya.
“Beruntung nian Papa,” kataku yang di balas cengir kuda Papa.

Emak, sampai setua sekarang tak pernah lelah memberikan yang terbaik pada suaminya tercinta berikut ketiga anaknya yang tinggal dirumah (belum berkeluarga:red). Pekerjaan rumah baginya bukan saja panggilan jiwa tapi hobi yang ada estetika cinta di dalamnya. Hinggalah aku ingat ajaran konfusius “ Carilah pekerjaan yang kamu cintai, maka seumur hidup kamu tidak akan pernah merasa bekerja”. Eits, asal jangan kata “kerja” diganti kata “istri” ya, bisa gawat berbahaya!

Hobi bermula dari rasa suka akan sesuatu dan walau hal tersebut di ulang-ulang, kita takkan pernah bosan atau menggerutu jemu. Apa saja yang menjadi hobi kita biasanya membuat kita bergairah melakukannya, “Bikin Hidup Lebih Hidup” begitu kata iklan. Dan tentu impactnya pada hasil. Karena mereka yang hobi memainkan musiknya, maka jadilah ia sekelas Mozart, atau mereka yang hobi memukul golf jadilah dia seperti Tiger Woods. Singkat kata formulanya (Hobi = Cinta = Kualitas).
                                                                                  
Kembali ke Emak. Maka, tak heran bila bangun pagi-pagi Emak senantiasa riang menyiapkan makanan/minuman buat sarapan anak-anaknya. Maka, tak aneh bila Emak bernyanyi lagu miliknya Dewi Yull saat menggosok pantat kuali di tempat cucian. Wajar saja Emak begitu gesit kala beraksi di dapur beres-beres dan menyiapkan segalanya untuk keluarga tercinta. Itu semua tak lain karena Emak Hobi. Hingga aku tahu betul masakan Emak adalah yang nomor wahid di dunia (berkualitas). Berdasarkan pengamatanku hobi Emak ini tidak menurun ke anaknya—terutama 2 anaknya yang perempuan. Entah genetik pembawa sifat hobi masak tersasar kemana? Aku tak mau pusing memikirkannya. Akibatnya dunia tak selaras ketika Emak pergi atau tidak ada dirumah untuk waktu yang cukup lama. Aku seperti berada di rumah zombie atau rumah kunitalanak lah, semua menjadi tak teratur karena hilang sentuhan tangannya Emak.

Akhirnya, Aku anak bujang satu-satunya, sedang berfikir keras dan bertanya-tanya bilakah suatu saat nanti aku seberuntung Papa? Adakah wanita yang hobinya seperti Emak?

Trap in a subway, can’t remember the day but I feel ok
Damped in damn situation, in every condition with no conclusion
Whenever the rain comes down and it’s seems there’s none to hold me
She’s there for me, she’s my mom

Embun Fajar ~ Insomnia Time, 10-09-2011 jam 00:27 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar